MUSI RAWAS – Sebentar lagi pesta besar akan dihelat di seluruh penjuru negeri. Serentak, serempak, dan semua terkoneksi. Tak terkecuali di Bumi Silampari. Negeri yang elok dengan Sungai Musi-nya, lestari adatnya, Beliti ibukotanya serta masyarakatnya yang saling menghargai.
Pesta itu bernama Pilkada, dan negeri itu Kabupaten Musi Rawas. Meski kini tidak seutuh seperti dulu, karena terjadi pemekaran dua wilayah (Kota Lubuk Linggau dan Musi Rawas Utara), namun Musi Rawas sebagai kabupaten induk tentu punya catatan yang tetap istimewa.
Pilkada di Musi Rawas akan menentukan siapa pemimpin yang layak melanjutkan pembangunan. Rakyat akan memberi mandat, dan kandidat senantiasa harus patuh terhadap amanat.
Tak banyak yang berani tampil, karena tanggungjawabnya berat tapi gajinya secuil. Hanya putra-putri terbaik yang memiliki komitmen nyata serta mimpi besarlah yang layak hadir di panggung besar Pilkada tersebut.
Satu hal yang menarik perhatian, kembalinya Hj Ratna Machmud kian menunjukkan komitmennya untuk terus membangun tanah kelahiran. Dirinya mengusung tema Musi Rawas Mantab Berkelanjutan, dengan menggandeng H Suprayitno menjadi co pilotnya. Ia berharap Musi Rawas akan menemukan titik tertinggi masa jayanya.
Tak terasa, satu periode sudah Hj Ratna Mahmud mengabdi, meski tak sampai 5 tahun, namun kerjanya tuntas dengan program yang tersusun. Luar biasa memang, bahasanya santun, namun kerjanya tak kenal ampun.
Rumah tahfidz, bantuan kematian, kesehatan, pendidikan, ambulance dan listrik masuk desa, sampai jalan mulus hingga ke dusun, semua tuntas dalam empat tahun.
Ratna Machmud memang gila kerja, kerja untuk rakyatnya, ia tetap bersyukur, namun menurutnya masih ada yang harus diatur untuk menuju makmur. Maka satu periode lagi yang ia minta bersama pasangannya bukanlah hal mengada-ada, tapi memang kebutuhan dasarnya untuk menuntaskan 100 persen misi dan mimpi-mimpinya.
Sebagai rakyat, tentu kita hendak melihat setiap proses tahapan Pilkada yang lewat. Kita membayangkan, Hj Ratna Machmud bersama H Suprayitno atau yang akrab disapa dengan akronim Ramah Pro, akan menggunakan semua pernak-pernik yang terlihat mewah, gagah, dan indah, secara dia adalah petahana yang tuntas dalam menjalankan semua visi dan misinya.
Pernak-pernik itu harus ada guna menunjukkan eksistensi dan kepercayaan dirinya. Namun kita semua dibuat terkejut, Hj Ratna Machmud keluar dengan menggunakan kemeja polos berwarna ungu yang akan menjadi ciri dan ikonnya dalam pilkada kali ini.
Semua mata, telinga, pikiran, bahkan hati semua orang bereaksi, mereka bertanya dalam diam, ungu?
Tak hanya itu, kemeja yang digunakan pun polos tanpa guratan dan tulisan, bahkan designnya, tampak semakin memudar di ujung-ujung kemeja.
Lalu dimana kemewahan itu, dimana kegagahan itu dan dimana keindahan glamour yang dibayangkan itu? Pemilihan warna yang mind blowing, tak banyak yang berani menggunakan warna ungu sebagai simbol yang harus dikenal.
Kebanyakan memilih warna gelap total, atau warna netral. Tapi ungu? Itu dilevel yang tidak umum.
Dengan senyum teduhnya, Hj Ratna Machmud sedikitnya paham pertanyaan yang ada disetiap kepala pendukungnya. Dia perlahan mulai menjelaskan kata per kata, kalimat per kalimat, sampai semua hanyut dan terpikat.
Kini semua paham mengapa ungu menjadi pilihan, filosofi yang mewah, gagah, dan indah. Semua menerima, ternyata mereka jelas cerdas. Kemewahan, kegagahan, dan keindahan, ia pusatkan dalam filosofi, bukan pada makna duniawi.
Semua kepala telah paham, bahwa ungu adalah warna perjuangan. Di dalam warna itu tersimpan makna kearifan hati seperti kebijaksanaan, kepemilikan, keseimbangan, ketulusan, dan keberanian.
Ungu juga melambangkan kearifan pikiran yang menggambarkan kreativitas, berpikir positif, dan imajinasi serta mimpi-mimpi.
Bahkan awan pun akan mengerti dengan penjelasan sederhana namun bermakna, rangkumnya bisa diartikan seperti ini :
Kebijaksanaan : Warna ungu yang langka dan misterius membawa ungu pada level yang tinggi, melambangkan pula penguasaan yang dalam dari hati. Sehingga kebijaksanaan yang sangat langka untuk dimiliki semua orang hendak ditegaskan dimiliki oleh pasangan Ramah Pro.
Representasi dan komitmen dari kebijaksanaan itu adalah salah satu dari Sembilan program unggulan Ramah Pro berupa “Santunan kematian Rp 3 juta perorang”. Bagaimana tidak, jangankan yang hidup dan berjalan, yang berpulangpun mendapat penghormatan.
Kepemilikan : Ramah Pro ingin menegaskan melalui ungu, mereka adalah milik, bekerja dan mengabdi untuk Rakyat Musi Rawas. Selain itu pasangan ini juga ingin menegaskan bahwa mereka memiliki cinta dan dukungan dari rakyat.
Perwakilan makna dan komitmen kepemilikan ini dituangkan pula oleh Ramah Pro melalui salah satu dari Sembilan program unggulannya “Menjadikan Musi Rawas Lumbung Pangan”. Karena dengan pangan yang berlimpah, rakyat akan merasa memiliki Musi Rawas, dan Ramah Pro juga dapat bertahan hidup dalam kemakmuran dengan lumbung pangan yang ditulangbelakangi oleh petani lokal.
Keseimbangan : Ungu yang menggabungkan warna merah dan biru menjelaskan bahwa di dalam warna itu ada keseimbangan antara dua warna yang sejatinya mandiri. Ramah Pro adalah keseimbangan dalam pemerintahan.
Komitmen dalam keseimbangan ini diwakili oleh salah satu dari Sembilan program unggulan Ramah Pro yaitu “Seragam Gratis untuk SD dan SMP”. SD dan SMP diibaratkan dua warna dasar yang akan membentuk ungu.
Apabila anak-anak Musi Rawas dapat menjalani pendidikan pada jenjang pendidikan SD dan SMP dengan baik tanpa terbeban dengan seragam dan atribut sekolah, maka keseimbangan dalam belajar dan meraih prestasi tak akan teralihkan lagi.
Kini semuanya sama, tak ada perbedaan, kelak anak-anak hebat itu akan menjadi penyeimbang nasib Musi Rawas di masa depan.
Ketulusan : Ungu yang lembut memancarkan aura ketulusan yang akan selalu dijemput. Gerak Hj Ratna Machmud adalah ketulusan yang disambut, menjadikan dia pemimpin yang berkarakter tanpa kemelut.
Komitmen dan representasi Ramah Pro dalam ketulusan diwakili oleh salah satu dari Sembilan program unggulannya yaitu ‘gratis memberangkatkan umroh 100 orang pertahun’. Ramah Pro dengan tulus mempersembahkan tingkat tertinggi ibadah penghambaan umat Islam terhadap tuhannya, dengan umroh yang tak dipungut biaya.
Keberanian : Ungu yang tampil berbeda mencerminkan keberanian dalam penampilan. Ramah Pro berkomitmen penuh untuk berani mengeksekusi program-program yang pro rakyat meskipun kadang banyak yang menghujat. Representasi dari keberanian adalah salah satu dari sembilan program unggulan Ramah Pro yaitu ‘jalan mulus sampai desa’.
Keberanian mengeksekusi program ini tentu tidak sembarang, akan banyak pro dan kontra serta konflik kepentingan, namun Ramah Pro tetap memprioritaskan.
Kreativitas : Ungu yang indah tentu mencerminkan kreativitas dalam penciptaannya. Program-program yang kreatif akan menjadi konsent Ramah Pro pada periode barunya. Representasi dari Kreativitas adalah program ‘gratis kuliah dua orang setiap desa bagi siswa tidak mampu dan berprestasi’.
Diharapkan dengan para sarjana dari masing-masing desa, akan membawa lebih banyak kreativitas di masa depan desa mereka.
Berpikir positif : Ungu adalah lambang pikiran yang positif tanpa unsur provokatif. Ramah Pro akan senantiasa menggunakan pikirannya untuk hal-hal positif yang membawa manfaat. Representasi dari berpikir positif adalah salah satu dari sembilan program unggulan Ramah Pro yaitu ‘bantuan alat berat untuk pembukaan lahan dan sertifikat gratis melalui program pemerintah pusat’. Program ini sangat penting untuk masyarakat khususnya yang memiliki lahan namun terkendala biaya untuk membuka dan mengelola.
Selain itu, pengalaman Ratna Machmud dalam bekerja sama dengan pemerintah pusat membuatnya berpikir positif dan percaya diri program sertifikasi akan terealisasi.
Imajinasi : Ungu juga melambangkan fantasi, kreativitas yang tak terbatas oleh keadaan. Ramah Pro berkomitmen untuk membuka setiap peluang bagi ide-ide yang layak tayang. Imajinasi direpresentasikan pada salah satu dari sembilan program unggulan Ramah Pro yaitu ‘berobat gratis dan satu desa satu ambulan”.
Berobat gratis adalah fatamorgana yang akan menjadi nyata dalam kepemimpinan Ramah Pro. Imajinasi rakyat tanpa hambatan dalam berobat, akan menjadi pintu utama untuk mewujudkan imajinasi lainnya.
Mimpi : Ungu pula melambangkan mimpi yang baru. Menciptakan momen nyata yang selama ini terjebak dalam angan-angan semata. Ramah Pro berkomitmen untuk mewujudkan mimpi-mimpi besarnya dalam program berkelanjutan yang nyata. Mimpi sendiri direpresentasikan oleh salah satu dari sembilan program unggulan berkelanjutan Ramah Pro yaitu ‘bantuan Rp 50 juta per masjid dan bantuan Pondok Pesantren serta 1 desa 1 rumah tahfidz”.
Mimpi-mimpi besar yang terencana, Ramah Pro yakini akan keluar dari para santri dan santriwati TPA di masjid, pesantren, maupun rumah tahfidz. Maka investasi besar pada semua itu semata-mata untuk membangkitkan semangat mewujudkan mimpi-mimpi besar Kabupaten Musi Rawas.
Indah sekali pengertian, makna dan filosofi ungu yang diceritakan diatas. Lalu apa makna kemeja yang memudar? Itu bukan memudar, tapi semburat.
Semburat adalah bias cahaya yang menerpa warna. Ternyata, dibalik itu, ada makna yang sangat istimewa dan menggugah. Semburat ibarat tuhan yang menyertai. Ungu dengan semburat, bermakna Ramah Pro yang senantiasa berharap ridho dari tuhannya untuk menuntaskan misi dan mimpi mulianya. Karena sesuatu yang tak melibatkan ilahi, hanya ada rugi dalam setiap isi. Semoga setiap rencana akan berakhir dengan nama yang mulia, Insya Allah. Bismillah. (*)