Independensi HMI: Harga Mati Bagi Kader HMI

RMR.COM – dependensi adalah pilar utama yang mendefinisikan eksistensi dan harga diri sebuah organisasi, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Bagi HMI, independensi bukan sekadar prinsip, tetapi sebuah nilai yang harus dijaga dan dipertahankan dengan sepenuh hati.

Independensi adalah harga diri HMI yang tidak boleh digadaikan oleh kepentingan apa pun, apalagi oleh godaan politik praktis yang merusak martabat organisasi.

Ada dua aspek utama yang perlu ditekankan dalam menjaga independensi HMI: “independensi etis” dan “independensi organisatoris”.

Keduanya saling terkait dan menjadi dasar bagi keberlanjutan HMI sebagai organisasi yang berkomitmen pada idealisme dan perjuangan umat.

Independensi Etis: Kepribadian yang Utuh

Independensi etis berkaitan dengan keutuhan pribadi setiap anggota, terutama mereka yang memegang jabatan strategis.

Seorang Kader HMI tidak hanya dituntut untuk menjadi pemimpin, tetapi juga seorang teladan dalam menjaga integritas pribadi.

Di hadapan masyarakat, ia adalah representasi dari nilai-nilai yang dipegang oleh HMI. Ketika seorang Kader HMI terlibat dalam praktik politik praktis atau manipulasi kekuasaan demi kepentingan pribadi atau kelompok, mengatas namakan HMI maka ia telah melanggar independensi etis, bahkan harga dirinya sebagai pribadi dan kader HMI.

Seorang Kader yang mempertaruhkan etika demi keuntungan politik praktis akan merusak citra HMI di mata publik.

Ini adalah pelanggaran terhadap prinsip etika yang harus dijunjung tinggi oleh setiap anggota HMI, terlebih lagi oleh mereka yang memegang posisi tertinggi dalam organisasi.

Independensi Organisatoris: Menjaga Kemandirian HMI sebagai Lembaga

Independensi organisatoris adalah penegasan bahwa HMI sebagai sebuah organisasi tidak boleh dipengaruhi atau digunakan sebagai alat untuk kepentingan politik praktis.

Dalam konteks ini, kita sering melihat bagaimana musim Pilkada menjadi momen di mana oknum-oknum tertentu berusaha memanfaatkan HMI untuk meraup suara atau keuntungan politik.

Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip dasar HMI yang tidak terikat pada kekuasaan praktis.

HMI harus tetap berdiri tegak sebagai organisasi yang bersifat independen, objektif, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik sesaat.

Jika HMI sampai terjerat dalam politik praktis, maka ia akan kehilangan independensinya, dan ketika itu terjadi, HMI tidak lebih dari sebuah organisasi yang kehilangan harga diri, ibarat seseorang yang berjalan tanpa pakaian, telanjang bulat, tidak memiliki identitas yang jelas.

Menjaga Harga Diri HMI

Jika HMI sudah tidak memiliki independensi, maka HMI sudah kehilangan harga diri. Dalam dunia yang penuh dengan kepentingan politik dan perubahan, penting untuk mengingat bahwa harga diri sebuah organisasi tidak bisa ditawar.

HMI tidak boleh dibiarkan terjebak dalam dinamika politik praktis yang hanya akan merugikan masa depan dan martabatnya. Sebagai sebuah organisasi mahasiswa yang lahir dari semangat perjuangan untuk umat, HMI harus senantiasa menjaga jarak dari pengaruh yang bisa menggoyahkan prinsip dan tujuan mulianya.

HMI tidak pernah dan tidak boleh berpolitik praktis. Prinsip ini harus tetap dipertahankan, baik dalam keadaan biasa maupun di tengah euforia politik yang datang silih berganti.

Jika HMI berhasil menjaga independensinya, maka ia akan terus menjadi kekuatan moral yang dihormati, dihargai, dan dicontoh oleh banyak pihak, terkhusus organisasi mahasiswa yang melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa.

 

Penulis : Rocky Kaprawi : Kader HMI